Pada hari Selasa, 27 November kami menerima berita duka bahwa perwakilan kami di Aceh, Drs. Rusdi Sufi, telah meninggal dunia pada dini hari.
Pak Rusdi, yang berawal sebagai karyawan dan kemudian sebagai direktur Pusat Dokumentasi Dan Informasi Aceh (PDIA), telah mendukung yayasan kami dengan cara tak tertandingi demi terpeliharanya Peutjut. Setelah bencana tsunami pada bulan Desember 2004, pak Rusdi secara formal menjadi perwakilan resmi kami di Aceh. Dalam fungsi ini beliau bertindak sebagai perantara, penghubung dan advokat untuk yayasan kami dalam berbagai kontak yang diperlukan dengan organisasi dan pejabat Aceh pada tingkat kota dan provinsi.
Dedikasinya yang tak kenal lelah telah membuahkan kerjasama yang bermanfaat dan efektif dengan dua lembaga terpenting, yaitu BPNBA dan BPCBA, yang kini secara harfiah berkomitmen di samping dan bersama kami, secara material dan non-material, untuk memastikan terpeliharanya Peutjut.
Di samping itu, Pak Rusdi memimpin restorasi kami di Peutjut dan mengarahkan pemeliharaan hariannya. Kemudian ia mempersiapkan kunjungan-kunjungan kerja kami dan juga memandunya.
Pada tahun-tahun terakhir, saat kondisi fisiknya mulai menurun, putranya Salya Rusdi (Adek), yang berlatar belakang sebagai petugas kebijakan di organisasi monumen Aceh, sangat membantu ayahnya dalam pekerjaannya untuk Peutjut.
Pak Rusdi telah membuat terobosan besar di Aceh dan meningkatkan kesadaran akan makna budaya dan sejarah Peutjut dalam sejarah tentang masa kolonial dan masa lalu Aceh. Beliau sangat dihormati di Aceh karena pengetahuannya tentang sejarah, sebagai penulis sejumlah besar artikel dan buku dan terutama sebagai dosen sejarah di universitas-universitas terkemuka, baik di Aceh maupun di Jawa (Yokyakarta). Maka berkenaan dengan ini, baru-baru ini pak Rusdi menerima penghargaan Aceh. Beliau juga telah berkontribusi secara substansial terhadap pembuatan Panduan Pengunjung Peutjut dalam tiga bahasa. Untuk Aceh, terbitan ini meningkatkan pemahaman akan nilai historis dari Peutjut. Juga dikarenakan kemahirannya berbahasa Belanda dan bakatnya untuk menjabarkan hal-hal dengan jelas, beliau secara teratur diwawancara oleh media Belanda dan Aceh tentang Peutjut dan Belanda dan Aceh dalam sejarah.
Ketua, wakil ketua, sekretatis dan bendahara sangat menghargai setiap kenangan pribadi denga perwakilan kami, yang terjadi pada hari-hari setelah tsunami. Pak Rusdi adalah rekan kerja yang terampil dan tidak tergoyahkan, bertindak sesuai perkataan, dan diatas segalanya pribadi yang ramah dan terpelajar.
Kami ucapkan bela sungkawa sebesar-besarnya kepada istri, anak-anak dan keluarga yang ditinggalkan. Kamipun akan merindukannya. Istirahat yang tenang pak Rusdi, di bumi yang sangat Anda cintai.
(R.J. Nix)